Terjemahan: katakanlah (wahai Muhammad): "inilah jalanku; aku dan dan
orang-orang yang menurutku, menyeru manusia umumnya kepada agama Allah
dengan berdasarkan keterangan dan bukti yang jelas nyata; (dan aku
menegaskan:) maha suci Allah (daripada segala i'tiqad dan
perbuatan syirik) dan bukanlah aku daripada golongan yang
mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain." [Surah Yusuf, ayat
ke-108]
(Katakanlah (wahai Muhammad) "inilah jalanku..." )
Tafsiran: katakanlah wahai Muhammad kepada manusia “inilah jalanku dalam dakwahku kepada Tuhanku supaya Dia diimani dan hanya Dia yang disembah." Sabil: sunnah dan manhaj.
Tafsiran: katakanlah wahai Muhammad kepada manusia “inilah jalanku dalam dakwahku kepada Tuhanku supaya Dia diimani dan hanya Dia yang disembah." Sabil: sunnah dan manhaj.
(Aku menyeru kepada Allah di atas 'bashirah')Tafsiran:
aku menyeru kepada agama Allah berdasarkan hujah yang terang dan jelas;
serta ilmu dan pengetahuan yang cukup berkenaan apa yang kusampaikan
ini.
(Aku dan dan orang-orang yang menurutku)Tafsiran: iaitu orang-orang yang beriman semuanya; kami semuanya menyeru kepada Allah di atas bashirah.
(Maha suci Allah (daripada segala i'tiqad dan perbuatan syirik) dan bukanlah aku daripada golongan yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain)
Tafsiran: dan sebutlah wahai Muhammad “maha suci Allah” untuk menyucikan Ia daripada mempunyai sekutu atau anak; dan "aku bukanlah daripada kalangan orang-orang musyrik", iaitu orang-orang yang menyembah selain daripada Allah itu.
Tafsiran: dan sebutlah wahai Muhammad “maha suci Allah” untuk menyucikan Ia daripada mempunyai sekutu atau anak; dan "aku bukanlah daripada kalangan orang-orang musyrik", iaitu orang-orang yang menyembah selain daripada Allah itu.
Tafsiran ayat 108: Surah Yusuf
Imam Ibnu Katsir menaafsirkan ayat di
atas, katanya : iaitu thoriq (jalan)/ cara dan perilaku, iaitu
dakwah/seruan kepada persaksian bahawasanya tidak ada Ilah yang berhak
disembah kecuali Allah dan tidak ada baginya suatupun sekutu.
Dakwah/seruan kepada Allah dengan berdasarkan
bashirah (ilmu), keyakinan, dan bukti (burhan). Dan semuanya itu
adalah dengan cara mengikutinya (petunjuk Muhammad), iaitu seruan yang
dibawakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas bashirah, keyakinan dan pembuktian (burhan) dari segi syari'e dan juga aqal. (Tafsir al-Quranil 'Azhim 4/422 -Maktabah Syamilah)
1. Tafsir Al-Qur’anul majid An-Nuur
Qul
haa-dzihii sabiilii ad’uu ilallaahi ‘alaa ba-shiiratin ana wa manittaba’anii
artinya “ Katakanlah : “Inilah jalanku, aku menyeru kamu kepada Allah,
sedangkan aku dalam keterangan yang nyata. Demikian pula orang-orang yang
mengikutinya.”
Katakanlah hai Muhammad kepad kaummu:” Dakwah yang aku
sampaikan kepadamu dan jalan yang aku lalui adalah jalanku dan sunnahku. Aku
mengajak kamu kepada agama Allah. Tidak ada maksud ku kecuali mencari ridha
allah, melaksanakan kewajibanku, dan mengikuti perintah-Nya. Aku berada dlam
keterangan yang nyata dari perbuatanku. Demikian pula orang-orang yang
mengikuti aku. Yang menyampaikan dakwahku, dan berjalan di ats jalanku hingga
hari kiamat.”
Wa
Subhaanallaahi artinya “ Dan Maha Suci Allah.
Aku mengakui kesucian Allah dan aku
mengagungkan-Nya. Tidak ada bagi-Nya sekutu dan tidak ada sesuatu yang patut
disembah selain Allah.
Wa
maa ana minal musyrikiin artinaya” Dan aku bukanlah dari orang yang
mempersekutukan Allah.
Aku, kata Muhammad, melepaskan diri dari segala ahli
syirik. Aku tidak masuk ke dalam golongan mereka (kaum musyrik) dan mereka pun
tidak masuk ke dalam golonganku.
Menurut pandangan ibn Abbas, yang dimaksud dengan
‘orang-orang yang mengikutiku” adalah para sahabat Muhammad. Merekalah umat
yang utama. Mereka telah dipilih oleh Allah untuk menyertai Muhammad dan
menegakkan agama Allah. Oleh karena itu hendaklah kita mengakui keutamaan
mereka, mengikuti jejak mereka, serta menelaani sifat-sifatnya dan akhlaknya.
Mereka berada di ats jalan yang lurus.[1]
2. Tafsir Al-Maraghi
Dalam ayat-ayat terdahulu Allah menerangkan,
bahwa kebanyakan manusia tidak memikirkan tanda-tanda di langit dan di bumi,
yang menunjukkan bahwa Allah adalah Esan dan hanya kepada-Nya-lah segala urusan
dikembalikan . dalam ayat ini Allah mmerintahkan kepada Rasul supaya
memberitahukan kepada manusia, bahwa jalan yang ditempuhnya adalah dakwah untuk
mentauhidkan Allah dan ikhlas beribadah kepada-Nya semua. Dakwah itu dia
lakukan pula oleh orang-orang yang mengikutinya ,berdasarkan hujjah dan
keterangan yang nyata.
Qul
haa-dzihii sabiilii ad’uu ilallaahi ‘alaa ba-shiiratin ana wa manittaba’anii
artinya “ Katakanlah : “Inilah jalanku, aku menyeru kamu kepada Allah,
sedangkan aku dalam keterangan yang nyata. Demikian pula orang-orang yang
mengikutinya.”
Katakanlah hai Rasul, “Dakwah yang aku serukan dan jalan
yang aku tempuh ini, yakni mentuhidkan Allah dan ikhlas beribadah kepada-Nya
semata, tanpa patung dan berhala, adalah sunnah dan jalanku. Aku meyakinin apa
yang aku serukan, dan aku mempunyai hujjah atas apa yang aku katakan.
Demikian pula dakwah ini diserukan oleh orang-orang yang mengikuti, mengimani,
dan membenarkan aku.
Ayat ini serupa dengan firman Allah Ta’ala
(QS. An Nahl : 125) :
äí÷Š$# 4’n<Î) È@‹Î6y™ y7În/u‘ ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# (
Artinya : Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu
dengan Hikmah dan pelajaran yang baik.
Wa
Subhaanallaahi artinya “ Dan Maha Suci Allah.
Dan aku mensucikan Allah serta mengagungkan Allah
daripada Dia mempunyai sekutu di dalam-Nya, atau daripada di sana ada sembahan
lain selain Dia. Allah Maha Tinggi dari hal yang demikian dengan ketinggian
yang setingi-tingginya.
Ayat ini serupa dengan firman Allah Ta’ala
(QS. Al-Israa: 44) :
ßxÎm6|¡è@ ã&s! ßNºuq»uK¡¡9$# ßìö7¡¡9$# ÞÚö‘F{$#ur `tBur £`ÍkŽÏù 4 bÎ)ur `ÏiB >äóÓx« žwÎ) ßxÎm7|¡ç„ ¾Ínω÷Kpt¿2 `Å3»s9ur žw tbqßgs)øÿs? öNßgys‹Î6ó¡n@ 3 ¼çm¯RÎ) tb%x. $¸JŠÎ=ym #Y‘qàÿxî ÇÍÍÈ
Artinya : Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada
di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih
dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
Wa maa ana minal musyrikiin artinaya” Dan aku bukanlah dari orang yang
mempersekutukan Allah.
Aku melepaskan diri dari orang-orang yang menyekutukan
Dia aku tidak termasuk golongan mereka dan mereka tidak termasuk golongan ku..
Islam Berdasarkan atas Hujjah, Tidak ada Taqliq
Dalam
firman-Nya ‘alaa basiirah (dengan hujjah yang nyata) terdapat isyarat bahwa
agama yang lurus ini tidak menuntut kepatuhan secara buta terhadap berbagai
pandangan dan keyakinan yang digariskannya dengan menceritakannya saja. Akan
tetapi, ia adalah agama yang didasarkan atas hujjah dan keterangan. Ia telah
menyajikan beberapa pandangan para penentang , dan berulang-ulang membantahnya
dengan hujjah yang nyata. Ia berbicara tentang akal dan menghidupkan pikiran.
Ia juga menyedikana tatanan semesta alam beserta kerapian dan kekokohan yang
ada kepada akal, dan memintanya supaya memperhatikan semua itu, sehingga akal
sampai pada keyakinan terhadpa kebenaran yang diakui dan diserukan.
Dalam
menafsirkan firman Allah “wamanittaba’ani” (dan orang-orang yang
mengikutiku)Al-bagawi juga menukil dari Ibnu Abas yang sama seperti tafsir di
atas.[2]
3. Tafsir Al-Mishbah
Qul haa-dzihii sabiilii ad’uu ilallaahi ‘alaa ba-shiiratin
ana wa manittaba’anii artinya “ Katakanlah : “Inilah jalanku, aku menyeru kamu
kepada Allah, sedangkan aku dalam keterangan yang nyata. Demikian pula
orang-orang yang mengikutinya.”
Wa
Subhaanallaahi artinya “ Dan Maha Suci Allah.
Wa
maa ana minal musyrikiin artinaya” Dan aku bukanlah dari orang yang
mempersekutukan Allah.
Setelah mengerjakan keadaan sebagian besar manusia yang
enggan menerima kebenaran, dan menjelaskan pula bahwa jalankebenaran adalah
mengesakan Allah Ta’ala secara penuh,yang telah dibuktikan oleh sekian banyak
ayat dan tanda-tanda, maka kinai Rasulullah shalallahu ‘aalaihi wassalam
diikutiku perintahkan:katakanlah, wahai Muhammad,” Inilah jalan agamaku yang ku
sampaikan melalui al-Qur-an dan Sunnah. Aku dan orang-orang yang menngikutiku
yakni yang beriman dan benar sertameneladani aku- kamisemua –mengajak seluruh
manusia kapan dan di mana pun kepada Allah dengan bashirah yakni hujjah yang
nyata dalam bentuk bukti-bukti rasional dan emosional. Maha Suci Allah, yakni
aku menyucikan-Nya dengan menetapkan segala sifat kesempurnaanbagi-Nya dan
menghindarkan segala sifat kekurangan bahkan kesempurnaa yang tidak sesuai
dengan-Nya, dan aku- walau seandainya hanya aku sendiri – sedikit pun tidak
termasuk dalam kelompok orang-orang yang musyrik.”
Kata (ittab’ani)
terambil dari kata (tabi’a),yakni upaya dari seseorang untuk meneladani
orang lain dalam langkah dan arah yang ditujunya. Penyebutan diri Nabi Muhammad
terlebih dahulu kemudian pengikut beliau dalam firman Allah “ anawa manittaba’ani”
aku dan orang-orang yang mengikutiku mengisyyang harus diikuti dalam
melaksanakan dakwah aratkan bahwa Rasul adalah patron yang harus diikuti dalam
melaksanakan dakwah , sekaligus mengisyaratkan perbedaan tindkat dan kualitas
penyampaian dakwahitu. Tidak dapat disangkal bahwa rasul mencampaipuncak dalam
berdakwah dan memenuhi sepenuhnya tuntunan Allah Ta’ala dalam menyampaikan
semua ajaran. Beliau tidak meninggalkan
satu ayat pun, dan beliau menjelaskan maknanya secaraamat sempurna sambil memberi
keteladanan sebaik mungkin. Tentu saja yang berdakwah diharapkan agar
pengikut-pengikut beliau hendaknya memiliki pula sifat-sifat yang dicangkup
oleh kata ‘ittaba’ani’itu serta serupa – walau tentu tidak mungkin sama dangan
Rasul yang dakwahnya ‘alaa bashiirah’ yakni atas dasar bukti-bukti yang jelas
serta disertai dengan keikhlasan penuh. Namun demikian, kita sadar bahwa
walaupun seseorang muslim pengikut Nabi telah berusaha sekuat tenanga dan
kemampuan, namun pasti ia tidak akan mungkin mencapai peringkat dan kualitas
apalagi wewenang rasul dalam berdakwah dan menjelaskan ajaran Ilahi. Karen itu,
maka yang dituntut bahwa setiap ajakan hendaknya dari setiap muslim adalah
berdakwah sebatas kemampuan, walau hanya satu ayat sesuai dengan sabda beliau:”Sampaikanlah
dari ajaranku walau hanya satu ayat.”
Kata
(subhaana) terambil dari kata (sabaha) yang pada mulanya berarti menjauh.
Seseorang yang berenang dilukiskan dengan menggunkan akar kata yang sama yakni
(sabbaah),dengan berenang iamenjauh dari posisinya semula. “Bertasbih” dalam
pengertian agama berarti “menjuahkan’ segala sifat kekurangan dan kejelekan
dari Allah Ta’ala.” Dengan mengucapkan “Subhaa Allah” , si pengucap mengakui
nbahwa tidak ada sifat atau perbuatan Tuhan yang kurang sempurna , atau
tercela, tiddak ada ketetapan-Nya yang tidak adil, baik terhadap si pengucap.
Kata
“subhanaa” di sini mengisyaratkan bahwa setiap ajakan menuju Allah hendaknyua
disertai dengan Tasbih, yaitu penyucian Allah Ta’ala dari segala sesuatu yang
tidak wajar bagi-Nya.[3]
4. Tafsir Fi Zhilalil Qur-an (Sayyid Quthub)
108.Katakanlah: “inilah jalan (agama)ku, aku dan
orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dan hujjah nyata,Maha
suci Allah, dan tiada termasuk orang-orang yan musyrik.”
“Katakanlah, ‘Inilah jalan (agama)ku.....”’
jalan itu satu dan lurus, tidak bengkok sedikit pun, tidak ada keraguan dan
syubhat pun. “aku dan orang-orang yang mengikuti mengajak(kamu) kepada Allah
dengan hujjah yang nyata,...”
Kami
berada dalam hidayah dan cahaya Allah. Kami sangat mengenal jalan kami. Kami
berjalan diatas dengan penuh kesadaran, pengetahuan, dan pengenalan. Kami sama
sekali tidak sesat, kemudian mencari-cari petunjuk jalan dan menerka-nerka.
Jalan kami adalah jalan yang menyakinkan, terang, dan beercahaya. Mahasuci
Allah dari apa-apa yang tidak layak dengan keagungan-Nya. Membedakan diri dari
orang-orang musyirik yang menyekutukan Allah. “....Mahasuci Allah dan aku tiada
termasuk orang-orang yang musyrik.”(yusuf: 108)
Aku tidak
termasuk orang-orang musyrik, baik kemusyikan yang jelas maupun yang
tersembunyi.
Inilah
jalanku. Barang siapa yang tidak mau ikut, silakan ikut. Barangsiapa yang tidak
mau, (maka aku pun tidak ambil pusing) karena aku tetap berjalan dijalanku yang
lurus.
Para
dai yang mendakwahkan jalan menuju Allah harus memiliki karakteristik ini.
Mereka harus memaklumatkan bahwa mereka suatu umat yang berbeda dengan
orag-orang yang tidak menyakini akidah mereka dan tidak berjalan di jalur
mereka harus membedakan diri dan tidak bercampur aduk!
Tidak
cukup hanya mendakwahkan para pemeluk ideologi lain agar pindah memeluk Islam.
Namun mereka tetap berbaur dan mencair dalam masyarakat jahiliyah. Dakwah
seperti itu tidak bermanfaat apa-apa dan tidk bernilai. Sesungguhnya harus dimaklumatkan
kepada mereka sejak pertama bahwaumat Islam bukanlah masyarakat jahiliyah.
Mereka (umat Islam) memiliki karakteristik khusus dengan kondisi masyarakat
khusus. Sumbernya adalah kepemimpinan Islamiah. Mereka harus membedakan diri
dari masyarakat jahiliyah, dan juga membedakan kepemimpinan mereka dari
kepemimpinan jahiliyah.
Sesungguhnya
bercampur baur dan mencairnya mereka dalam masyarakat jahiliyah dan tetapnya
mereka dalam naungan kepemimpinan jahiliyah, pasti menghilangkan setiap
kekuasaan yang dibawa oleh akidah Islamiah mereka, setiap pengaruh yang mungkin
diciptakan oleh dakwah mereka, dan setiap daya tarik yang dimiliki oleh dakwah
yang baru mereka
.
Hakikat
ini tidak hanya cocok pada sasaran dakwah nabi di tengah-tengah kaum musyrikin.
Sesunguhnya sasarannya tertuju terhadap setiap jahiliyah yang mendominasi
kehidupan manusia. Jahiliyah abad kedua puluh tidak berbeda sama sekali dari
jahiliyah-jahiliyah lainnya sepanjang sejarah, baik dalam norma-normanya yang
mendasar maupun isyarat-isyarat yang dominan.
Orang-orang
yang menyangka akan berhasil memetik suatu hasil dengan cara bercampur baur
dengan masyarakat itu dan dari celah kondisi-kondisi itu berkenaan dengan
dakwah Islamiyah...tidak menyadari tabiat akidah Islamiyah yang sebenarnya dan
tidak tahu cara bagaimana mengetuj pintu-pintu hati.
108.
(Katakanlah) kepada mereka ("Inilah jalanku) pengertian jalan di sini
dijelaskan oleh firman berikutnya; yaitu: (aku mengajak kepada) agama (Allah
dengan hujah yang nyata) hujah yang jelas lagi gamblang (yaitu aku dan
orang-orang yang mengikutiku) orang-orang yang beriman kepadaku. Lafal man
diathafkan kepada lafal ana yang berkedudukan menjadi mubtada daripada khabar
yang disebutkan sebelumnya (Maha Suci Allah) kalimat ini dimaksud mensucikan
Allah daripada semua jenis sekutu (dan aku tiada termasuk orang-orang yang
musyrik.") kalimat ini termasuk ke dalam rangkaian keterangan daripada
lafal sabiilii di atas.
6. Tafsir Muyyasar
108.
katakanlah: “inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada Allah dan hujjah nyata,Maha suci Allah, dan tiada
termasuk orang-orang yan musyrik.”
Katakan
wahai Nabi kepada Manusia:” inilah manhaj dan jalan agamaku. Aku
mengajak kalian untuk menyembah Allah swt semata ikhlas melakukan ketaatan
kepada-Nya, dan mengesahkan-Nya berdasarkan pengetauan yang teguh, hidayah,
keyakinan, bukti yang kuat, dan dalil yang terang. Aku dan orang yang berjalan di atas jalanku dan mengetahuiku,
serta menyucikan Allah swt dari segala sekutu dan tandingan, dan segala sesuatu
yang tidak pantas ada pada-Nya. Aku tidak menyekutukan-Nya dan tidak pula
mengingkari nama dan sifat-Nya”
Oleh
karena itu, karakteristik dakwah beliau saw dan orang yang mengikuti beliau
adalah ikhlas beribadah kepada Allah swt, memulai dakwah dengan
menauhidkan-Nya, tidak menyekutukan-Nya, menyucikan-Nya dari segala hal yang
tidak pantas disematkan kepada Zat-Nya, belajar dan mengamalkan ilmunya, serta
sabar terhadap gaangguan manusia. Barangsiapa memiliki karakteristik seperti
ini, sungguh ia telah mencapai kemuliaan dan kedudukan tinggi.[4]
7. Tafsir Ibnu Katsir
108. katakanlah:
“Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu)
kepada Allah dengan hujah yang nyata, Maha suci Allah dan aku tidak termasuk
orang-orang yang musyrik.”
Tafsirnya:
Allah
swt. Beriman kapada Rasul-Nya yang diutus kepada umat manusia dan umat jiin,
ialah Muhammad sa. Menyuruhnya agar memberitahu kepada seluruh umat manusia,
bahwa jaln agamanya, ialah mengajak orang beriman bahwa tiada Tuhan selain
Allah Maha Esa dan tidak bersekutu. Dia dan orang-orang yang mengikutinya
mengajak ke jalan itu dengan hujjah yang nyata dan keyakinan yang tidak
diguncangkan oleh syak dan keraguan sedikit pun.[5]
Cuba kita renungi kata-kata Maulana Saad Al-kandahlawi:
"Dakwah adalah satu kerja dan dia tidak
ada kena mengena dengan peribadi seseorang tetapi dakwah ialah usaha
suci murni Nabi s.a.w. yang kita semua kena buat. Berulang-ulang kali
kita mendengar bayan tentang kepentingan usaha agama adalah bertujuan
untuk mewujudkan asas-asas yang setiap orang buat usaha dakwah harus ada
dalam kehidupan mereka. Satu orang yang buat usaha ini harus sedar
kenapa dia buat usaha ini. Adakah semua orang lain buat maka kita pun
ikut buat juga?. Kita buat usaha ini kerana Allah s.w.t. Allah s.w.t.
perintahkan pada baginda Rasulullah s.a.w. supaya beritahu agama pada
semua orang. Dengan basirah yang ada pada Nabi s.a.w. iaitu panggil
manusia pada iman. Begitu juga basirah yang sama yang ada pada
pengikutnya, kita kena panggil manusia pada iman. Bila kita dapat
basirah ini, barulah kita dapat buat usaha dengan istiqamah.
Dan sekiranya kita tak ada basirah
tentang kefahaman yang sebenar dalam usaha ini lama kelamaan kita akan
jadi boring untuk buat usaha ini. Oleh itu kita kena fikir apakah maksud
dalam satu-satu perkara yang kita nak usahakan. Maksud kita buat usaha
dan dakwah manusia pada agama Allah s.w.t. ialah kita kena ubahkan
pemikiran kita terhadap pendirian dan semangat kita. Usaha yang kita
buat ini bukan untuk islahkan orang lain tapi untuk islahkan diri
sendiri untuk membetulkan iman dan yakin kita. Orang yang dapat hidayat
melalui kita , itu natijah daripada usaha yang kita buat tetapi itu
bukan maksud kita. Maksud kita yang sebenarnya ialah diri kita dapat di
perbaiki."
Kesimpulannya ialah dakwah adalah fardhu ain ke atas diri kita dengan menyediakan diri kita dan orang lain, korbankan harta dan lapangkan masa untuk keluar ke jalan Allah s.w.t. selama 4 bulan, 40 hari dan 3 hari. Insya Allah....azam....
ARMANI POKER
ReplyDeletePROMO BARU DI ARMANI POKER
BISA DEPOSIT VIA PULSA
BANYAK BONUSNYA
Yuk join sekarang juga , Poker online Terpercaya hanya di ARMANIPOKER , berlabel IDN POKER , di jamin 100% anti bot Player Vs Player.
ditunggu kehadiran di ARMANIPOKER ya !
Minimal depo 10k
Minimal wd 50k
Whatapps : +6287830298557
Link Alternatif : Adujotos.site | armanipokers.info